Tips Untuk Menjaga Anak dari Bahaya Covid-19 yang Saat Ini Sedang Melonjak

Jakarta Kasus COVID-19 pada anak ikut melesat seiring melonjaknya kasus corona di RI pasca Lebaran. Belum lama ini Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan jumlah kasus corona anak di Indonesia mencapai 12,5 persen dari complete kasus yang ada.

Kondisi itu membuat orang tua harus lebih waspada dengan potensi penularan yang bisa dialami oleh anak-anak mereka. Beberapa hal bisa dilakukan untuk memastikan anak aman dari virus corona.

Jika Terpaksa Keluar Rumah Harus dengan Prokes Ketat


Bali menjadi salah satu provinsi dengan kasus corona anak yang tinggi. Ada 4.980 anak tertular corona. Menurut Ketua IDAI Bali, I Gusti Lanang Sidiartha, mayoritas kasus corona pada anak di Bali disebabkan aktivitas saat berada di luar rumah. Aktivitas di luar rumah membuat kontak antar individu meningkat tanpa jaga jarak hingga tak memakai masker.

Atas kondisi ini, Sidiartha meminta kesadaran orang tua untuk meningkatkan kewaspadaan dengan membatasi aktivitas anak di luar rumah.

"Anak-anak agar tetap di rumah, kalaupun terpaksa diajak ke luar rumah harus dengan prokes yang ketat misalnya hindari kerumunan dan memakai masker bagi anak-anak usia di atas 2 tahun," imbau dia.

Hindari Titipkan Anak yang Positif COVID-19 pada Orang Berisiko Tinggi


Kebanyakan dari anak yang terjangkit COVID-19 dapat melakukan isolasi mandiri di rumah. Namun, usia anak belum bisa mengurus dirinya sendiri saat isolasi. Maka itu diperlukan peran orang dewasa untuk merawatnya.

Dokter Spesialis Anak Konsultan Infeksi dan Penyakit Tropik, dr. Nina Dui Putri mengatakan agar yang merawat anak adalah tidak termasuk orang berisiko tinggi seperti lansia atau orang dengan penyakit penyerta.

"Jika ada anak yang positif dan keluarga yang lain negatif dan tidak ada yang bisa merawat, pastikan orang tua atau pengasuh adalah orang yang risiko rendah terhadap gejala COVID kalau word play here sampai dia ketularan oleh anak," jelas Dokter Spesialis Anak Konsultan Infeksi dan Penyakit Tropik, dr. Nina Dwi Putri, Jumat (25/6).

Sebisa mungkin yang merawat hanya satu orang. Selesai anak isolasi, orang dewasa yang tersebut harus menjalani isolasi mandiri untuk memastikan tidak tertular dan menghindari masa inkubasi infection.

Jangan Latah dan Buru-buru Kasih Ivermectin ke Anak Terpapar COVID-19


Dokter Spesialis Anak Konsultan Infeksi dan Penyakit Tropik, dr. Nina Dwi Putri, mengatakan sebaiknya tidak gegabah dalam mengambil tindakan memberikan obat-obatan seperti Ivermectin pada anak.

"Apa perlu anti-virus dan antibiotik? Jadi jangan latah, yang lagi trending Ivermectin. Jangan buru-buru kasih Ivermectin.

Sebagian besar anak akan sembuh sendiri, karena ini infeksi infection yang akan membaik karena daya tahan tubuh anak itu sendiri," kata dr. Nina dalam webinar yang digelar RSCM, Jumat (25/6).

Ia menambahkan, sebaiknya orang tua tetap fokus pada upaya memberikan hal-hal yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh anak. Pemenuhan nutrisi yang berasal dari makanan sehat tentu akan jauh lebih berarti daripada memberikan obat-obatan maupun vitamin.

Ajarkan Pentingnya Isolasi Mandiri


Sebagai orang dewasa, tentu orang tua punya peran yang besar dalam memberi tahu anak situasi yang terjadi apabila anak terinfeksi virus corona dan harus melakukan isolasi mandiri. Untuk itu, dukungan psikologis sangatlah penting bagi anak demi meningkatkan imun tubuhnya.

"Dukungan psikologis akan mempercepat penyembuhan dari anak itu. bagaimana caranya? ceritakan pada anak alasan isolasi mandiri.

Mungkin ayah bunda bisa menyampaikan kenapa sih harus isolasi mandiri supaya anak-anak mengerti dan bisa mematuhi protokol kesehatan," kata Dokter Spesialis Anak Konsultan Infeksi dan Penyakit Tropik, dr. Nina Dwi Putri, Jumat (25/6).

Memberikan pemahaman dan pengertian pada anak saat harus melalui situasi yang sulit seperti isolasi mandiri harus dilakukan dengan benar.

Ia menambahkan, salah satu caranya adalah memberi tahu bahwa dengan isolasi mandiri, maka si anak turut menjadi penyelamat bagi orang-orang lain agar terhindar dari COVID-19.

KAI Traveler Kembali Larang Balita Naik KRL


Jangan mengajak anak-anak untuk menggunakan transportasi umum yang penuh dengan kerumunan. Sebab anak begitu rentan terpapar infection corona.

Beberapa transportasi umum seperti KAI Commuter sudah melarang balita untuk menumpang kereta. Namun transportasi umum lainnya mungkin belum ada larangan sehingga kewaspadaan tetap harus ditingkatkan.

"Balita (anak-anak berusia bawah lima tahun) tidak diperbolehkan naik KRL. Pengecualian jika ada kepentingan yang sangat mendesak seperti perawatan medis, silakan membawa surat keterangan/rujukan dari dokter/rumah sakit kepada petugas di stasiun," dikutip dari twitter @CommuterLine, Jumat (25/6).

Anak 9 Tahun ke Bawah Sebaiknya Tetap di Rumah


Dinas Kesehatan DKI mencatat, tren kasus positif aktif pada anak di bawah 18 tahun mencapai 15% dari 7.505 kasus positif baru per Kamis (24/6) kemarin. Maka itu Wagub DKI Riza Patria berpesan agar anak di bawah 9 tahun untuk tidak diajak keluar rumah.

"Terjadi peningkatan sekali lagi, tidak ada pilihan selalu sering kami sampaikan bahwa tempat yang terbaik karena suasana seperti ini, sebelumnya dan yang akan datang tetap berada di rumah apalagi bagi anak-anak, 9 tahun ke bawah, 60 tahun ke atas tidak diperkenankan keluar rumah yang terbaik tetap berada di rumah, siapa word play here sebaiknya berada di rumah," kata Riza.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Efek Pandemi Omicron Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 1 2022 Diprediksikan Dibawah 4 Persen

IMF Melaporkan Utang Global Cetak Rekor Tertinggi Mencapai 226 Triliun USD

Menteri BUMN Berharap Kehadiran BSI di Dubai Bisa Menarik Investor Global Masuk ke Indonesia