Pemerintah Banyuwangi Mengajak Penyandang Disabilitas Ikut Serta Dalam Bursa Pasar Takjil

Banyuwangi Bursa pasar takjil di Banyuwangi menjadi berkah bagi penyandang disabilitas. Mereka bisa menjual takjil bersama dengan masyarakat normal lainnya. Dalam sekali berjualan, mereka rata-rata mampu meraup omzet Rp 300 ribu.

Keterbatasan fisik tak membuat 3 penyandang disabilitas minder. Mereka membaur bersama dengan pelaku UMKM lainnya, membuka lapak di sepanjang jalan Brigjen Katamso, Banyuwangi. Namun lapak kaum disabilitas yang berdiri di sebelah utara kantor DPRD Banyuwangi ini cukup ramai diburu pembeli.

Salah satu penyandang disabilitas yakni Pricilia (22 ), warga Desa Olehsari, Kecamatan Glagah. Dirinya mengaku bersyukur telah diberi kesempatan berjualan di pasar takjil Jalan Brigjen Katamso tersebut.

"Alhamdulillah kami diberi kesempatan untuk belajar berwirausaha," ujarnya kepada detikcom, Sabtu (17/4/2021).

Di lapaknya, Pricilia menjual aneka jajanan. Di antaranya kolak pisang, kerupuk, pelasan, kue donat, urap-urap, kue pethula dan takjil lainnya. Harganya pun sangat murah, mulai dari Rp 3 ribu hingga Rp 6 ribu.

"Dalam sekali berjualan saya bisa mendapatkan keuntungan sekitar Rp 20 ribu. Lumayan. Hasilnya bisa diputar kembali," kata Pricilia.

Untuk mempermudah proses transaksi, mereka dibantu oleh satu orang pendamping atau penerjemah yang berasal dari Komunitas Aura Lentera Banyuwangi. Pricilia mengaku dirinya tak malu dengan kondisinya saat ini. Bahkan di saat yang lain merasa enggan berjualan, dirinya tetap bersemangat.

"Sama sekali saya tidak malu. Orang berjualan mencari rejeki yang halal kenapa harus malu," sambung Pricilia menggunakan bahasa isyarat yang telah diterjemahkan Alfian.

Bursa pasar takjil di Banyuwangi menjadi wadah UMKM Banyuwangi menjual produk selama Ramadhan. Di sini, ragam makanan dan minuman tersaji di lapak-lapak yang berjajar di kawasan Brigjen Katamso, Banyuwangi. Warna-warni minuman dingin, kue, lauk-pauk, sayur asam atau pun treat semuanya tersedia.

Meskipun terkadang masih melanggar protokol pencegahan COVID-19, namun para penjual takjil di kawasan tersebut masih berupaya mentaati. Dari puluhan lapak yang tersedia, ada beberapa yang senantiasa menyediakan fasilitas cairan sanitizer untuk para pembeli.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Efek Pandemi Omicron Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 1 2022 Diprediksikan Dibawah 4 Persen

IMF Melaporkan Utang Global Cetak Rekor Tertinggi Mencapai 226 Triliun USD

Menteri BUMN Berharap Kehadiran BSI di Dubai Bisa Menarik Investor Global Masuk ke Indonesia